Bolehkah mandi junub dengan menggunakan air hangat atau air panas?
Misalnya, ada yang hubungan intim di malam hari lantas ia menunda mandinya hingga shubuh, bolehkah menggunakan air hangat atau air panas karena keadaan saat itu dingin?
Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia, Al-Lajnah Ad-Daimah pernah ditanya, “Jenis air yang bagaimana yang digunakan untuk mandi junub? Apakah harus dengan air dingin atau boleh dengan air panas? Bagaimana jika tidak mampu menggunakan air dingin?”
Jawab ulama Al-Lajnah Ad-Daimah:
Boleh saja bagi muslim menggunakan air panas atau air dingin sesuai yang ia anggap maslahat untuk dirinya. Dalam masalah ini begitu longgar untuk memilih. Ingatlah, Islam adalah agama yang memberi kemudahan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Wa billah at-taufiq. (Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah di masa Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah, soal kesepuluh dari fatwa no. 5612)
Kesimpulannya, boleh menggunakan air panas atau air hangat untuk mandi junub.
Jadi, kalau sudah berbuat di malam hari, hendaklah bertanggung jawab di Shubuh hari dengan tetap wajib mandi junub.
Semoga bermanfaat.
—
Malam hari 26 Rajab 1437 H @ Darush Sholihin, Panggang, GK
Oleh Al-Faqir Ila Maghfirati Rabbihi: Muhammad Abduh Tuasikal
Rumaysho.Com, Channel Telegram @RumayshoCom, @DarushSholihin, @UntaianNasihat, @RemajaIslam